DONI MAULISTYA
Yogyakarta - Indonesia

Doni Maulistya. lahir di Jogjakarta pada November 1987. Pernah menempuh pendidikan di Universitas Kristen Duta Wacana dan Intitut Seni Indonesia Yogyakarta. Aul sendiri aktif di berbagai pameran, serta menggelar Solo Exhibition, diantaranya : - HOW TO DRAW WATER HOLE – A POP-UP EXHIBITION, Watch This Space AIR Gallery, Alice Springs NT Australia. - HAPPY HERE, Prada Coffee, Yogyakarta , Indonesia. - REPERTOAR HITAM PUTIH, Graha Bhakti Budaya , Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia. @SUMONAR 2019 The Useless Monument (Monument Tak Bermanfaat) Karya ini terinspirasi dari banyaknya bangunan monumen yang terbengkalai di Indonesia. Monumen yang dibangung dengan gagasan namun tidak memberikan fungsi dan makna pada situs dimana monument tersebut didirikan. Alih-alih meberikan makna dan manfaat, karya ini dibangun dengan semangat berbagi pergerakan cahaya yang konstan. Dimana mengamati pergerakan cahaya yang konstan dipercaya sebagai salah satu terapi untuk melatih fokus dalam berfikir dan dalam mencari relaksasi. ARTIST STATMENT Walaupun gelombang energy artistik sudah menerpa sejak saya masih berbentuk janin. Namun, Saya lebih suka menjelaskan jalan artistik saya dari medium yang untuk pertama kali saya yakinin, fotografi. Saya sempat menempuh pendidikan formal fotografi di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Walaupun pada akhirnya saya lebih senang menjalani pelatihan fotografi dokumenter yang saya ikuti di Angkor Foto Festival di Cambodia, dan Foundry Photo Workshop di Istanbul - Turkey. Mulai saat itulah saya dengan yakin memeluk fotografi sebagi kredo dalam kerja kreativitas saya.  Seiring dengan praktek foto dokumenter yang saya lakukan secara personal. Saya menemukan sebuah kesadaran baru, bahwa medium bukanlah satu bahasa tunggal. Medium yang saya gunakan acapkali bersifat modular. Oleh karena itu, saya juga melakukan eksplorasi dengan medium-medium selain fotografi seperti Video, Object, Instalasi kinetis, performance, dll. Akhir-akhir ini saya sedang banyak melakukan kerja kesenian dengan basis intervensi. Dalam kerja tersebut, saya melakukan intervesi terhadap sesorang atau sekelompok orang untuk mengalih bahasakan berbagai temuan realita yang saya dapatkan dari kerja dokumenter. Hasil alih bahasa itulah yang menjadi modal saya untuk menyusun berbagai kemungkinan artistik. Dengan praktek seperti itu sebenarnya saya sedang membangun jarak atas realita yang saya temukan melalui kerja dokumenter dan disisi lainya saya sedang memberi dimensi personal pada realita yang saya temukan tersebut.  Dari berbagai eksplorasi itulah saya merasa cukup tepat untuk mendudukkan fotografi sebagai sebuah cara pandang. Cara pandang fotografis. Tidak melulu soal memotong sebuah realita, namun cara pandang ini membantu saya untuk memahami realita dengan lebih dalam dan bebas. Dan hal tersebut sangat mendominasi kerja kreatif saya, terlebih dalam kerja artistik saya yang fokus pada eksplorasi dialektika sosial. Observasi dan Alih bahasa artistik adalah kunci dari praktek kerja seni saya.